Teknik Sipil ITB

home                         /

Sejarah

Sejarah

Program Studi ini berdiri pada tanggal 3 Juli 1920. Merupakan sekolah teknik sipil pertama dan tertua di Indonesia, dan diresmikan dengan nama Technische Hoogeschool Bandoeng dengan satu fakultas – de Fakulteit van Technische Wetenschappen – dan satu jurusan : de Afdeling der Weg en Waterbouw (Departemen Struktur Jalan dan Air). Saat itu, insinyur sipil banyak diminati oleh Kolonial Belanda oleh Pemerintah oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk membangun jalan, rel kereta api, dan sistem irigasi di tanah air. Lembaga tersebut kini dikenal sebagai Program Studi Teknik Sipil fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1944, Technische Hoogeschool Bandoeng diubah menjadi Bandung Kogyo Daigaku. Lembaga itu mandek selama tiga setengah tahun pendudukan Jepang, karena para profesor dipaksa bergabung dengan dinas militer dan mahasiswa terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.

Setelah Proklamasi Republik Indonesia, lembaga tersebut menjadi Fakultas Teknik Universitas Indonesia. pada tahun 1959 lembaga dengan semua departemen turunannya menjadi Institut Teknologi Bandung (Institut Teknologi Bandung). ITB kini menjadi institusi teknik terkemuka di tanah air dan panutan bagi sekolah teknik, yang banyak dirujuk untuk program pendidikan tekniknya oleh universitas negeri atau swasta lain di Indonesia.

Saat ini Program Studi Teknik Sipil menawarkan program studi Teknik Sipil untuk jenjang sarjana, magister dan doktor di lima bidang peminatan. Kelima bidang tersebut adalah Teknik Struktur, Teknik Sumber Daya Air, Teknik Transportasi, Teknik Geoteknik, dan Teknik dan Manajemen Konstruksi. Badan mahasiswa saat ini adalah sekitar 700 mahasiswa sarjana dengan 400 mahasiswa lainnya mengambil studi pascasarjana.

Memasuki milenium ketiga di mana pasar bebas akan menjadi norma dan aspek perdagangan terkait hak kekayaan intelektual akan berlaku, kebutuhan untuk memastikan kualitas pendidikan teknik sipil sudah dekat. Lulusan harus dipersiapkan dengan baik untuk bersaing di pasar kerja di luar lingkup nasional, yaitu regional atau internasional. Kegagalan untuk memenuhi standar internasional yang dipersyaratkan, sebagaimana ditentukan oleh kualifikasi pekerjaan, tidak hanya akan menyebabkan Program Studi kehilangan kepemimpinannya atau menyesatkan institusi lain dalam menetapkan kualitas, tetapi juga akan menyebabkan lulusannya kehilangan kesempatan kerja di pasar kerja nasional. Oleh karena itu, Progam Studi perlu mempertahankan, melalui peningkatan kinerja yang berkelanjutan, perannya sebagai program studi teknik sipil terkemuka di tanah air dan jika mungkin sebagai salah satu sekolah teknik sipil terkemuka di Asia. Menurut Badan Akreditasi Nasional, melalui SK BAN No.001/BAN-PT/Ak-I/VIII/1998, Program Studi memperoleh status A+ dengan nilai lebih dari 600 yang berarti Program Studi tersebut tergolong dalam kategori teratas, dan diperbolehkan (ditandai dengan plus) untuk mendukung pengembangan sekolah teknik sipil lainnya di Indonesia.